Jakarta -Penjualan Nissan Motor Indonesia (PT NMI)
sepanjang Agustus lalu mencapai 4.977 unit atau naik 3,3 persen dibanding
Agustus tahun lalu yang sebanyak 4.819 unit. Kenaikan ini didongkrak permintaan
mobil low cost green car (LCGC) Datsun, karena banyak masyarakat yang beralih
ke segmen ini.
“Kenaikan penjualan Nissan Indonesia secara keseluruhan, terbanyak disumbang
oleh penjualan Datsun. Karena memang permintaan LCGC itu, saat ini memang
meningkat. Sumbangan Datsun sendiri sekitar 3.000 unit,” papar General Manager
Marketing Strategy and Product Planning PT NMI, Budi Nur Mukmin saat dihubungi
di Jakarta, Selasa (29/9/2015).
Menurutnya, para peminat mobil LCGC Nissan tersebut merupakan segmen entry
level yang terdiri dari dua kategori. Kategori pertama adalah, orang yang sejak
dari awal ingin membeli LCGC dengan alasan tertentu yang mendasarinya.
Kategori kedua adalah orang yang sebelumnya menginginkan mobil jenis low Multi
Purpose Vehicle (MPV) dan city car namun karena kondisi perekonomian dan daya
beli yang ada akhirnya memutuskan untuk beralih ke Datsun.
“Ini hasil survei internal kami, ada fenomena crossshoping atau peralihan seperti itu. Pada saat suku
bunga tinggi, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah, mereka berpikir
realistis,” kata Budi.
Namun, meski beralih namun mereka mempertimbangkannya secara cermat sebelum
menjatuhkan pilihan. Kriteria mobil dengan kapasitas sesuai keinginan, performa
mesin tangguh, dan nyaman juga menjadi pertimbangan. “Akhirnya Datsun menjadi
pilihan mereka karena memenuhi kriteria itu,” ujar Budi.
Sementara itu, siaran pers Nissan Motor Asia-Oceania yang diterima detikOto
menunjukan pada bulan Agustus lalu total penjualan di Thailand, Australia,
Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara lainnya di wilayah Asia-Oceania
mencapai 20.716 unit. Jumlah itu naik 2,7 persen dibanding Agustus 2014 yang
sebanyak 20.164 unit.
Namun, volume penjualan tertinggi dibukukan oleh Nissan Indonesia. Tercatat
Nissan Thailand hanya menjual 3.290 unit atau turun 25,7 persen dibanding tahun
lalu yang sebanyak 4.430 unit. Penjualan di Australia turun 7,6 persen dari
5.170 unit menjadi 4.778 unit.
Sedangkan di Malaysia, meski naik 16,9 persen yakni dari 3.027 unit menjadi
3.540 unit, srcara volume masih dibawah penjualan di Indonesia. Begitu pun di
negara-negara lainnya di wilayah ini, yang naik 52 persen dari 2.718 unit
menjadi 4.131 unit.